Pencatatan transaksi harian bisnis saja belum cukup untuk menghasilkan laporan keuangan yang akurat. Di akhir periode, perusahaan perlu membuat Adjusting Journal Entry (AJE) atau ayat jurnal penyesuaian agar informasi keuangan sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Ayat jurnal penyesuaian dibuat untuk mengakui pendapatan dan beban yang belum tercatat dalam buku besar karena belum terjadi transaksi kas.
Mengetahui jenis-jenis AJE serta waktu pencatatannya akan membantu meningkatkan keakuratan laporan keuangan dan memastikan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berbasis akrual.
Dalam artikel ini, Anda akan mempelajari pengertian Adjusting Journal Entries (AJE), pentingnya penyesuaian ini dilakukan, serta enam jenis AJE yang umum diterapkan dalam proses akuntansi. Simak, artikel ini sampai selesai, ya!
Apa Itu Adjusting Journal Entry (AJE)?
Adjusting Journal Entry (AJE) atau jurnal penyesuaian adalah catatan yang dibuat di akhir periode akuntansi untuk menyesuaikan beberapa akun agar sesuai dengan kondisi sebenarnya.
Tujuan utama dari jurnal penyesuaian adalah memastikan semua transaksi penting, seperti pendapatan yang belum dicatat atau biaya yang belum dibayar, masuk ke periode yang tepat.
AJE membantu laporan keuangan menjadi lebih akurat. Laporan yang tepat akan membantu manajemen dalam membuat keputusan yang lebih baik.
Dengan melakukan penyesuaian, pendapatan dan biaya dicatat di periode yang benar. Hal ini membuat laporan laba rugi dan neraca jadi lebih jelas dan informatif.
Contohnya, jika ada pendapatan yang sebenarnya sudah diperoleh tapi belum dicatat, AJE akan menambahkannya ke laporan laba rugi.
Sebaliknya, jika ada biaya yang sudah terjadi tapi belum dicatat, jurnal penyesuaian akan mencatat biaya tersebut dan mengurangi laba bersih.
Sumber Adjusting Journal Entry (AJE)
Adjusting Journal Entry (AJE) atau jurnal penyesuaian dibuat di akhir periode akuntansi untuk menyesuaikan saldo akun-akun tertentu dengan kondisi yang sebenarnya terjadi.
Tidak semua transaksi dicatat tepat saat terjadi karena ada yang membutuhkan penyesuaian di akhir periode. Penyesuaian ini penting agar laporan keuangan mencerminkan kondisi sebenarnya dan mendukung keputusan bisnis yang tepat.
Sebagai contoh, saat perusahaan membayar sewa untuk beberapa bulan ke depan, hanya bagian sewa yang digunakan pada periode berjalan yang dicatat sebagai beban. Sisa pembayaran tersebut masih dianggap sebagai aset.
Berikut ini beberapa sumber AJE yang sering muncul dalam proses pencatatan akuntansi:
- Pendapatan dan beban yang masih harus dicatat, yaitu transaksi yang sudah terjadi, tapi pembayarannya belum diterima atau dikeluarkan.
- Pendapatan diterima di muka, yaitu kondisi ketika perusahaan sudah menerima pembayaran, tetapi barang atau jasa belum diberikan sehingga belum bisa diakui sebagai pendapatan.
- Penyusutan aset tetap, yaitu menggambarkan penurunan nilai aset seperti gedung, kendaraan, atau mesin akibat penggunaan dan waktu.
- Beban dibayar di muka, contohnya sewa atau premi asuransi yang dibayar di awal, tetapi manfaatnya baru dirasakan di periode-periode berikutnya.
Jenis AJE
Adjusting Journal Entries (AJE) dibuat pada akhir periode akuntansi untuk menyesuaikan akun-akun tertentu yang belum mencerminkan kondisi keuangan yang sebenarnya.
AJE penting untuk menyajikan laporan keuangan yang akurat, relevan, dan sesuai prinsip akuntansi berbasis akrual.
Berikut enam jenis Adjusting Journal Entries (AJE) yang perlu Anda ketahui.
Pengeluaran Akrual (Accrued Expenses)
Pengeluaran akrual terjadi ketika perusahaan telah menggunakan barang atau jasa, tetapi pembayaran belum dilakukan dan pencatatan belum dilakukan. Tujuannya adalah mencatat beban pada periode saat beban itu terjadi, bukan saat dibayar.
Contoh kasusnya adalah gaji karyawan sebesar Rp15.000.000 untuk bulan Desember belum dibayar hingga akhir bulan.
Jurnal AJE (31 Desember):
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
31 Desember | Beban Gaji | Rp15.000.000 | |
Utang Gaji | Rp15.000.000 |
Pendapatan Akrual (Accrued Revenues)
Pendapatan akrual mencerminkan transaksi di mana jasa atau barang sudah diberikan, tetapi pembayaran dan pencatatan belum dilakukan. Ini penting agar pendapatan diakui pada periode saat diperoleh.
Contoh kasusnya yaitu perusahaan menyelesaikan proyek desain senilai Rp12.000.000 pada 28 Desember, dan faktur akan dikirim Januari.
Jurnal AJE (31 Desember):
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
31 Desember | Piutang Usaha | Rp12.000.000 | |
Pendapatan Jasa | Rp12.000.000 |
Pengeluaran Dibayar di Muka (Prepaid Expenses)
Pengeluaran dibayar di muka adalah biaya yang dibayar sebelum jasa atau barang digunakan. Penyesuaian dilakukan untuk mengakui sebagian beban yang telah “dipakai” selama periode berjalan.
Contoh kasusnya yaitu perusahaan membayar premi asuransi Rp6.000.000 pada 1 Oktober untuk masa berlaku 12 bulan.
Jurnal Awal (1 Oktober):
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
1 Oktober | Asuransi Dibayar di Muka | Rp6.000.000 | |
Kas | Rp6.000.000 |
Jurnal Penyesuaian (31 Desember):
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
31 Desember | Beban Asuransi | Rp1.500.000 | |
Asuransi Dibayar di Muka | Rp1.500.000 |
Nilai jurnal penyesuaian per 31 Desember dihitung dengan membagi total premi asuransi sebesar Rp6.000.000 untuk 12 bulan, sehingga diperoleh beban bulanan sebesar Rp1.500.000.
Pendapatan Diterima di Muka (Unearned Revenues)
Pendapatan diterima di muka adalah ketika pelanggan membayar sebelum perusahaan memberikan jasa atau produk. Penyesuaian dilakukan untuk mengalihkan sebagian dari pendapatan tersebut dari kewajiban menjadi pendapatan aktual.
Contoh kasusnya yaitu klien membayar Rp24.000.000 di awal Desember untuk langganan jasa selama 6 bulan.
Jurnal Awal (1 Desember):
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
1 Desember | Kas | Rp24.000.000 | |
Pendapatan Diterima di Muka | Rp24.000.000 |
Jurnal Penyesuaian (31 Desember):
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
31 Desember | Pendapatan Diterima di Muka | Rp4.000.000 | |
Pendapatan Jas | Rp4.000.000 |
Nilai jurnal penyesuaian pada 31 Desember diperoleh dari pembagian total pembayaran jasa sebesar Rp24.000.000 untuk masa 6 bulan, sehingga diakui pendapatan sebesar Rp4.000.000 per bulan.
Beban Depresiasi (Depreciation Expense)
Depresiasi adalah pengalokasian biaya aset tetap ke dalam beban selama masa manfaatnya. Penyesuaian ini menggambarkan berkurangnya nilai aset karena penggunaan.
Contohnya, suatu perusahaan membeli mesin seharga Rp120.000.000 untuk digunakan selama 10 tahun.
Jurnal AJE (31 Desember):
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
31 Desember | Beban Penyusutan | Rp12.000.000 | |
Akumulasi penyusutan | Rp12.000.000 |
Nilai jurnal pada 31 Desember diperoleh dari pembagian harga pembelian mesin sebesar Rp120.000.000 untuk masa 10 tahun, sehingga diakui pendapatan sebesar Rp12.000.000 per tahun.
Provisions (Cadangan Kerugian atau Estimasi)
Provisions merupakan estimasi atas beban atau potensi kerugian di masa mendatang, misalnya cadangan kerugian piutang atau estimasi biaya garansi.
Penyesuaian ini dibuat sebagai bentuk prinsip kehati-hatian dalam penyusunan laporan keuangan.
Contohnya, perusahaan memiliki saldo piutang sebesar Rp100.000.000 dan diperkirakan 5% dari jumlah tersebut tidak dapat ditagih.
Jurnal AJE (31 Desember):
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
31 Desember | Beban Kerugian Piutang | Rp5.000.000 | |
Cadangan Kerugian Piutang | Rp5.000.000 |
Nilai jurnal per 31 Desember dihitung dengan mengalikan saldo piutang sebesar Rp100.000.000 dengan estimasi kerugian sebesar 5%, sehingga jumlah kerugian yang diakui adalah Rp5.000.000.
Penyesuaian yang Sering Terjadi pada Akuntansi Usaha
Dalam menjalankan aktivitas usaha, pencatatan keuangan yang akurat sangat penting agar laporan keuangan mencerminkan kondisi yang sebenarnya.
Salah satu langkah penting yang dilakukan untuk mencapai hal ini adalah melalui Adjusting Journal Entry (AJE) atau jurnal penyesuaian.
Penyesuaian ini dilakukan pada akhir periode akuntansi untuk mencatat transaksi-transaksi yang belum diakui, baik karena belum dicatat maupun masih bersifat sementara.
Berikut adalah beberapa penyesuaian umum yang sering terjadi dalam praktik akuntansi usaha.
Akrual Pendapatan dan Biaya
Akrual terjadi ketika pendapatan telah diperoleh atau beban telah terjadi, tetapi belum dicatat secara tunai. Misalnya, perusahaan memiliki kewajiban membayar gaji karyawan untuk bulan Desember, tapi pembayaran baru dilakukan di awal Januari.
Meski pembayarannya belum dilakukan, gaji tersebut tetap harus diakui sebagai beban Desember.
Contoh jurnal akrual gaji:
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
31 Desember 2024 | Beban Gaji | Rp85.000.000 | |
Gaji yang Terutang | Rp85.000.000 | ||
2 Januari 2025 | Gaji yang Terutang | Rp85.000.000 | |
Kas | Rp85.000.000 |
Pendapatan Diterima di Muka
Jenis penyesuaian ini dilakukan saat perusahaan menerima pembayaran lebih dulu, sebelum memberikan barang atau jasa.
Contohnya, sebuah perusahaan menerima uang sewa sebesar Rp180.000.000 untuk masa sewa selama setahun di bulan November. Karena jasa sewa diberikan dalam 12 bulan berikutnya, pendapatan baru diakui sebagian setiap bulan.
Contoh jurnal pendapatan diterima di muka:
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
30 November 2024 | Kas | Rp180.000.000 | |
Pendapatan Diterima di Muka | Rp180.000.000 | ||
31 Desember 2024 | Pendapatan Diterima di Muka | Rp15.000.000 | |
Pendapatan Sewa | Rp15.000.000 | ||
(Setiap bulan) | Pendapatan Diterima di Muka | Rp15.000.000 | |
Pendapatan Sewa | Rp15.000.000 |
Penyusutan Aset Tetap
Aset tetap seperti mesin, kendaraan, atau bangunan mengalami penurunan nilai seiring waktu. Penyesuaian dilakukan untuk mengakui penyusutan tersebut secara berkala.
Misalnya, perusahaan membeli mesin seharga Rp240.000.000 dengan masa manfaat 8 tahun. Penyusutan per tahun adalah Rp30.000.000.
Contoh jurnal penyusutan:
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
31 Desember 2024 | Beban Penyusutan | Rp30.000.000 | |
Akumulasi Penyusutan | Rp30.000.000 |
Beban Dibayar di Muka (Ditangguhkan)
Jenis penyesuaian ini terjadi saat perusahaan membayar biaya terlebih dahulu, tetapi manfaatnya diterima secara bertahap.
Misalnya, perusahaan membayar premi asuransi sebesar Rp3.600.000 untuk jangka waktu 12 bulan pada bulan Oktober. Setiap bulannya, sebesar Rp300.000 akan diakui sebagai beban asuransi.
Contoh jurnal beban dibayar di muka:
Tanggal | Akun | Debit | Kredit |
1 Oktober 2024 | Beban Asuransi Dibayar di Muka | Rp3.600.000 | |
Kas | Rp3.600.000 | ||
31 Oktober 2024 | Beban Asuransi | Rp300.000 | |
Beban Asuransi Dibayar di Muka | Rp300.000 | ||
(Setiap bulan) | Beban Asuransi | Rp3000.000 | |
Beban Asuransi Dibayar di Muka | Rp300.000 |
Pentingnya Adjusting Journal Entry (AJE) bagi Bisnis
Adjusting Journal Entry (AJE) atau jurnal penyesuaian berperan penting dalam proses akuntansi, khususnya untuk menjaga keakuratan dan keandalan laporan keuangan.
Tanpa AJE, perusahaan berisiko menyajikan laporan keuangan dengan informasi yang tidak mencerminkan kondisi sebenarnya.
Berikut ini beberapa alasan utama AJE sangat penting bagi operasional bisnis, antara lain:
Menjaga Akurasi dan Kesesuaian Periode Akuntansi
Dalam praktik akuntansi, setiap pendapatan dan beban harus dicatat di periode saat transaksi tersebut terjadi, bukan saat kas diterima atau dibayarkan.
AJE memastikan pencatatan dilakukan sesuai dengan prinsip matching (kecocokan antara pendapatan dan beban) dan cut-off (batas akhir periode).
Contohnya, jika perusahaan belum mencatat beban listrik bulan Desember karena tagihan baru diterima Januari, AJE diperlukan untuk mencatat beban itu di bulan Desember.
Tanpa penyesuaian ini, laporan laba rugi di bulan Desember tidak mencerminkan biaya sebenarnya.
Mencerminkan Kondisi Keuangan Secara Realistis
Tanpa penyesuaian, laporan keuangan bisa menampilkan data yang menyesatkan. Misalnya, pendapatan yang diterima di muka akan terlihat seolah-olah seluruhnya sudah menjadi milik perusahaan, padahal sebagian besar belum “diakui” secara sah karena jasa atau produk belum diberikan.
AJE memungkinkan perusahaan membagi pendapatan atau beban secara proporsional sesuai waktu atau pemakaian sehingga neraca dan laporan laba rugi mencerminkan keadaan yang sebenarnya.
Menyesuaikan Transaksi Non-Tunai
Tidak semua transaksi melibatkan kas secara langsung. Misalnya, beban penyusutan, pendapatan akrual, atau beban yang masih harus dibayar adalah contoh transaksi non-tunai yang tidak otomatis tercatat.
AJE dibutuhkan untuk memasukkan transaksi-transaksi ini ke dalam laporan keuangan.
Contohnya, aset tetap seperti mesin akan kehilangan nilainya seiring waktu. Penyusutan perlu dicatat secara rutin agar nilai buku aset tidak terlalu tinggi dibandingkan nilai sebenarnya.
Mendukung Prinsip Akuntansi Berbasis Akrual
AJE merupakan bagian penting dari sistem akuntansi akrual, yaitu pencatatan berdasarkan waktu terjadinya transaksi, bukan pada saat kas berpindah.
Prinsip ini lebih mencerminkan realitas ekonomi perusahaan dibandingkan akuntansi berbasis kas.
Dengan menggunakan AJE, pendapatan yang belum diterima tetapi sudah menjadi hak perusahaan tetap diakui, dan beban yang belum dibayar tetapi sudah terjadi tetap dicatat. Ini penting untuk keakuratan dan konsistensi laporan keuangan.
Mempermudah Analisis dan Evaluasi Kinerja Bisnis
Laporan keuangan yang telah disesuaikan akan memberikan data yang lebih tepat bagi manajemen untuk menganalisis kinerja perusahaan, seperti menghitung margin keuntungan, efisiensi biaya, atau produktivitas aset.
Tanpa AJE, manajemen mungkin mengambil keputusan berdasarkan data yang tidak lengkap, misalnya memperkirakan bahwa profit perusahaan lebih tinggi dari yang sebenarnya karena beban belum dicatat.
Meningkatkan Kepercayaan Pihak Eksternal terhadap Bisnis
Investor, bank, auditor, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan memerlukan laporan keuangan yang valid dan sesuai standar akuntansi.
AJE menunjukkan bahwa perusahaan mengikuti praktik akuntansi yang benar dan bertanggung jawab dalam penyajian laporan keuangannya.
Dengan adanya AJE, laporan keuangan menjadi lebih transparan dan profesional sehingga dapat meningkatkan kepercayaan dan mendukung hubungan bisnis jangka panjang.
Kesimpulan
Adjusting Journal Entries (AJE) atau ayat jurnal penyesuaian merupakan bagian penting dalam proses akuntansi untuk memastikan laporan keuangan disajikan dengan akurat dan sesuai dengan periode berjalan.
AJE digunakan untuk mencatat pendapatan dan beban yang belum diakui pada periode terjadinya, seperti pendapatan yang sudah diterima tetapi belum dicatat, atau beban yang telah timbul tapi belum dibayar.
Penyesuaian ini mendukung penerapan prinsip akuntansi berbasis akrual yang menekankan bahwa transaksi dicatat saat terjadi, bukan saat kas berpindah.
Pencatatan transaksi dan laporan keuangan secara manual, tentu saja akan menyulitkan Anda karena akan menghabiskan waktu dan rentan terjadi human error.
Untuk menghindari dua hal tersebut, sebaiknya Anda menggunakan software ERP yang sudah terintegrasi dengan hampir semua departemen di perusahaan seperti MASERP.
MASERP merupakan software ERP yang sudah terintergrasi dengan banyak fungsi bisnis seperti penjualan, pembelian, keuangan, akuntansi, persediaan barang, gudang, supplier, customer, manufaktur, dan lain-lain.
MASERP akan memudahkan Anda mencatat, memantau dan membuat laporan keuangan sepeti arus kas dan laba rugi perusahaan secara otomatis dan kapan saja tanpa harus menunggu rugi atau negatif.
Pencatatan dan pengawasan laporan keuangan harus dilakukan secara rutin untuk memastikan cash flow perusahaan selalu positif.
Segera konsultasikan kendala yang sedang Anda hadapi dan kebutuhan bisnis Anda dengan konsultan ahli kami. Gratis!