Desain bukan menjadi hal baru dalam keseharian kita. Banyak bisnis yang memakai istilah ini, tetapi banyak orang awam yang menganggap ini adalah sebuah software. Kalau tidak ada desain produk yang matang, produk yang dihasilkan bisa saja tidak dapat digunakan atau mendapatkan komentar buruk dari pengguna. Jadi, apa itu desain produk? Apa tujuannya? Bagaimana prosesnya sampai menjadi produk jadi? Yuk simak penjelasannya di bawah ini!
Apa Itu Desain Produk?
Definisi desain produk menggambarkan proses membayangkan, menciptakan, dan mengulangi produk yang memecahkan masalah pengguna atau memenuhi kebutuhan pasar yang sifatnya spesifik.
Kunci keberhasilan desain produk adalah memahami end-user customer, untuk siapa produk itu dibuat. Desainer produk berusaha memecahkan masalah nyata untuk real people dengan menggunakan empati dan pengetahuan tentang kebiasaan (habits), perilaku (behaviors), frustrasi (frustrations), kebutuhan (needs), dan keinginan (wants) calon pelanggan.
Idealnya, eksekusi desain produk sangat sempurna sehingga tidak ada yang memperhatikan bahkan mempermasalahkan. Pengguna dapat intuitif menggunakan produk sesuai kebutuhan karena desain produk memahami kebutuhan mereka dan dapat mengantisipasi permasalahan mereka.
Praktek desain produk yang baik terjalin sendiri di seluruh life-cycle produk. Desain produk sangat penting dalam menciptakan first customer experience dan penawaran produk, mulai dari pre-ideation user, pengembangan konsep hingga pembuatan prototype dan pengujian kegunaan (usability testing).
Tapi tidak hanya itu, karena desain produk memainkan peran berkelanjutan dalam menyempurnakan customer experience, memastikan fungsionalitas dan kemampuan tambahan dengan cara yang mulus, bisa ditemukan dan tidak mengganggu. Konsistensi dan evolusi merk tetap menjadi tanggung jawab para desainer produk hingga akhir masa pakai produk.
Itu lebih dari sekadar apa yang dilihat pengguna di layar. Desain sistem dan desain proses adalah komponen penting di balik layar yang mendorong pengguna untuk melihat dan berinteraksi dengan desain interface.
Sejarah Desain Produk
Desain produk adalah hasil dari disiplin yang sangat mirip yang disebut desain industri. Menurut Industrial Designers Society Amerika, industrial design adalah cara profesional dalam merancang produk yang digunakan oleh jutaan orang di seluruh dunia setiap harinya. Desainer industri tidak hanya fokus pada penampilan suatu produk tetapi juga pada bagaimana fungsinya, diproduksi serta nilai dan pengalaman yang diberikannya kepada pengguna.
Sebelum masa produksi massal manufaktur, pengrajin membuat produk dengan cara manual menggunakan tangan. Ini artinya produk yang tersedia untuk dijual jumlahnya lebih sedikit dan harganya lebih mahal. Lalu, industrialisasi manufaktur memungkinkan bisnis untuk memproduksi produk secara massal dengan harga murah.
Untuk membantu menjual produk kepada jutaan orang yang sekarang mampu membelinya, produsen meminta bantuan desainer industri untuk menciptakan produk yang tidak hanya fungsional tetapi juga memiliki estetika dan membuat pengguna senang.
Seiring waktu, bagian dari desain industri telah berkembang menjadi kategori tersendiri yaitu desain produk. Hal ini karena desain industri berkonotasi produk fisik seperti furniture dan peralatan rumah tangga. Sebaliknya, desain produk dapat merujuk ke produk apa pun, bahkan produk digital dan virtual seperti aplikasi dan software.
Tujuan Desain Produk
Dalam proses desain sebuah produk, ada lima tujuan penting yang perlu Anda ketahui.
- Utility (kegunaan): pengguna memakai produk dengan mudah dan aman.
- Appearance (tampilan): produk harus memiliki tampilan yang menarik tetapi tetap easy to use.
- Easy to maintenance (mudah pemeliharaan): selain harus mudah saat digunakan, produk juga perlu dirancang agar mudah diperbaiki.
- Low cost (biaya rendah): produksinya memerlukan biaya serendah mungkin agar bisa bersaing di pasar.
- Communication (komunikasi): dengan menggunakan produk, pengguna dapat memahami pesan yang disampaikan bisnis tersebut.
- Compatible (cocok): produk yang dihasilkan harus konsisten dan sesuai dengan kondisi pasar.
Baca Juga: User Interface ERP: 4 Karakteristik dan 8 Fitur UI ERP yang Ideal
Jenis Desain Produk
Ada tiga jenis desain produk dengan fungsinya masing-masing, antara lain:
Desain Sistem
Dalam jenis ini, sistem produk menjadi acuan dalam prosesnya. Jadi, Anda perlu memiliki kompetensi information architecture, yaitu mengelola informasi supaya membentuk desain sistem yang bisa memenuhi kebutuhan pengguna. Contohnya adalah berbagai model penjualan di supermarket. Ketika Natal tiba, banyak supermarket yang menjual cookies atau hampers, ini adalah sistem yang dibangun oleh supermarket tersebut untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan membuat penjualannya meningkat.
Desain Proses
Setelah sistemnya terbentuk, setelah itu perlu memperhatikan prosesnya. Kalau dari contoh supermarket, Anda akan menemukan proses pembayaran agar produk bisa dibawa pulang. Proses pembayaran ini dapat dengan berbagai cara seperti self checkout dan perlu pembayaran melalui petugas kasir. Proses ini perlu diperhatikan sebaik mungkin, jangan sampai konsumen memiliki pengalaman yang kurang baik dan tidak mau lagi membeli produk atau berbelanja di supermarket tersebut.
Design Interface
Dalam contoh supermarket, user interface ini dapat ditemukan pada tampilan saat self-checkout di layar yang berisi produk yang Anda beli dan total pembayaran yang harus dibayar. User interface setiap produk pasti berbeda, tetapi semua tujuannya adalah sama yaitu menyediakan pengalaman yang baik bagi penggunanya. Jangan sampai interface produk memberikan pengalaman yang buruk karena pengguna akan beralih ke produk lain.
Proses Desain Produk
Detail proses desain produk akan bervariasi tiap perusahaan satu dan yang lain, tetapi para profesional ini cenderung mengikuti filosofi atau kerangka kerja yang serupa dalam hal pemikiran desain. Seperti yang dijelaskan Cam Sackett, proses pemikiran desain melibatkan beberapa langkah yaitu berempati dengan pengguna, menentukan masalah, solusi ide, prototype, dan usability testing.
Sackett juga menunjukkan bahwa proses desain tidak selalu bergerak dalam jalur linier, meskipun diatur secara linier. Terkadang hasil yang dipelajari pada langkah tertentu membuat tim kembali mengulangi atau menyempurnakan langkah sebelumnya.
Proses desain produk tidak pernah benar-benar berhenti, bahkan ketika sebuah produk mencapai kedewasaan. Itu karena teknologi dan cara pengguna berinteraksi dengannya terus berkembang.
Smartphone yang semakin meningkat saat ini juga perlu menjadi perhatian. Selama bertahun-tahun, aplikasi dan website yang mobile friendly memiliki kemampuan terbatas, sementara sebagian besar user experience membutuhkan komputer lengkap.
Tetapi desainer produk harus mengikuti perubahan pola penggunaan, membawa lebih banyak fungsi ke layar yang lebih kecil untuk memenuhi preferensi penggunaan nyata di layar pelanggan. Dan dengan setiap inovasi teknologi baru, desain produk harus menentukan dampak potensialnya pada customer experience dan menyesuaikannya.
Lean Design Product
Membawa produk inovatif ke pasar secepat mungkin adalah landasan lean, agile, dan pendekatan lainnya untuk pengembangan software. Tetapi Lean Design Product lebih terdepan, memperkenalkan iteration cepat ke proses pengembangan produk pre-coding.
Proses ini mengidentifikasi value proposition dan pembeda produk dengan kompetitor, memperkenalkan produk dengan cepat yang berfungsi namun terbatas untuk memicu feedback loop segera dan mulai menghasilkan penjualan atau mendapatkan prospek yang menarik untuk membangun dan mengukur kecocokan product-market.
Baca Juga: Apa Itu Aplikasi Point of Sales? Tradisional vs Cloud
Kesimpulan
Desainer produk berusaha memecahkan masalah nyata untuk real people dengan menggunakan empati dan pengetahuan tentang kebiasaan (habits), perilaku (behaviors), frustrasi (frustrations), kebutuhan (needs), dan keinginan (wants) calon pelanggan.
Desain industri berkonotasi produk fisik seperti furniture dan peralatan rumah tangga. Sebaliknya, desain produk dapat merujuk ke produk apa pun, bahkan produk digital dan virtual seperti aplikasi dan software.
Tujuan dari mendesain sebuah produk antara lain kegunaannya, tampilan yang menarik, maintenance mudah, biaya rendah, dapat mengkomunikasikan pesan brand atau produk, compatible dengan kondisi pasar dan lain-lain. Dari jenisnya ada tiga yaitu desain sistem, desain proses dan desain interface.
MASERP sebagai software ERP terbaik menawarkan UI UX yang baik diantaranya dapat digunakan di berbagai device seperti desktop dan smartphone, tampilan yang simple dan navigasi yang jelas, color scheme yang tidak kontras sehingga tidak membuat mata Anda sakit dan setiap fiturnya memiliki fungsi yang dibutuhkan oleh pemilik bisnis di berbagai divisi seperti keuangan, penjualan, produksi dan masih banyak lagi.
Untuk mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan kendala apa yang Anda hadapi kepada konsultan ahli kami. Gratis!