3 Tips Mengatur Retur Penjualan Bagi Bisnis

Apa kalian tau istilah retur penjualan? Dalam setiap kegiatan transaksi jual beli, tidak semuanya berlangsung mulus. Kemungkinan terjadinya kegagalan dalam sebuah transaksi itu tergantung dengan barang yang dijual.

Sebagai contoh, barang-barang yang rentan pecah seperti elektronik dan perabotan alat rumah tangga menjadi salah satunya. Jika tidak diperhatikan dengan baik, seperti menggunakan bubble wrap atau packing kayu pada saat pengiriman, maka kegagalan transaksi amat mungkin terjadi.

Apabila pelanggan tidak menerima barang dengan kondisi sempurna, maka mereka akan meminta uang kembali.

Apa Itu Retur Penjualan?

Retur penjualan adalah produk dagangan yang dikirim kembali oleh pembeli kepada penjual. Ada berbagai macam penyebab produk dikembalikan, seperti salah kirim produk, kelebihan jumlah produk, atau produk yang diterima pembeli ternyata cacat.

Retur penjualan juga dapat dipicu oleh pengiriman produk yang terlambat atau spesifikasi produk dinilai pembeli tidak sesuai dengan yang ditawarkan. Bagaimana dampak retur terhadap laba bisnismu? Ada kemungkinan retur penjualan tidak dapat disahkan hingga jangka waktu lama dari saat transaksi penjualan awal diselesaikan.

Dampaknya, ada kelebihan jumlah penjualan pada laporan penjualan pertama. Ketika retur penjualan akhirnya disahkan pada laporan penjualan periode selanjutnya, catatan laba akan berkurang. Kamu memerlukan pencatatan akuntasi yang baik agar laporan keuangan bisnismu tidak menjadi kacau.

Sebagai penjual, kamu pun harus bisa mengontrol jumlah retur dari pembeli dengan membuat sejumlah ketentuan.

Jika tidak, pembeli akan seenaknya mengembalikan produk yang beberapa di antaranya mungkin rusak ketika proses retur terjadi. Alhasil, produk tersebut tidak dapat kamu jual kembali.

Fungsi Retur

Dalam pelaksanaannya, ternyata retur memiliki beberapa fungsi. Beberapa fungsi yang terkait dengan proses retur atau pengembalian barang ini adalah fungsi akuntansi, fungsi penjualan, fungsi penerimaan, dan fungsi gudang.

Baca Juga: Jurnal Retur Penjualan Beserta Jenis dan Contohnya

Fungsi Akuntansi

Fungsi ini bertanggung jawab atas pencatatan transaksi retur penjualan ke dalam jurnal umum (atau jurnal retur penjualan) dan pencatatan berkurangnya piutang dan bertambahnya persediaan akibat retur penjualan dalam kartu piutang dan kartu persediaan. Bukan itu saja, fungsi akuntansi ini maksudnya juga bertanggung jawab untuk mengirimkan memo kredit kepada pembeli yang bersangkutan.

Fungsi Penjualan

Dalam suatu proses transaksi retur, fungsi penjualan bertanggung jawab atas penerimaan pemberitahuan mengenai pengembalian barang yang sudah dibeli oleh pembeli. Otorisasi penerimaan kembali barang yang telah dijual tersebut dilakukan dengan cara membuat sebuah memo kredit yang dikirimkan kepada fungsi penerimaan.

Fungsi Penerimaan

Dalam transaksi retur, fungsi penerimaan ini bertanggung jawab atas penerimaan barang berdasarkan otorisasi yang terdapat dalam memo kredit yang diterima dari fungsi penjualan.

Fungsi Gudang

Fungsi gudang adalah fungsi yang bertanggung jawab atas penyimpanan kembali barang yang telah diterima dari retur setelah barang tersebut melalui tahap pemeriksaan oleh fungsi penerimaan. Barang yang diterima dari transaksi retur ini dicatat oleh fungsi gudang dalam kartu gudang.

Tips Mengelola Retur untuk Bisnismu

Dengan adanya pembukuan, penjual akan mudah mengetahui transaksi apa saja yang terjadi. Selain itu, untuk mencegah terjadinya kerugian dalam penjualan. Berikut ini sejumlah tips dalam mengelola retur agar tak mendatangkan kerugian pada bisnismu.

Kebijakan Retur

Jika kamu tidak menetapkan kebijakan retur secara jelas, pembeli akan cenderung seenaknya mengembalikan produk. Pastikan kebijakan yang kamu tetapkan tegas dan mudah ditemukan serta dipahami oleh pembeli. Kamu bisa menyertakan informasi kebijakan retur pada situs bisnismu, kuitansi, dan di seluruh jalur komunikasi dengan pelanggan.

Tentukan kondisi retur produk yang diharapkan. Misalnya, tidak menerima retur produk yang sudah terpakai, tidak dapat diperbaiki, atau tidak dapat dijual kembali.

Kamu bisa menggunakan kata-kata sederhana seperti, “barang yang diterima masih utuh” atau “masih terlihat seperti baru”. Namun, jangan sampai kamu terkesan tidak mau bertanggung jawab atas produk cacat yang diterima pelanggan. Karena nanti pelanggan bisa kabur ke toko lain.

Jika kamu punya toko online, buatlah peraturan mudah. Misalnya, rekam video unboxing untuk membuktikan produk yang diterima memang cacat.

Jangan Bebani Pelanggan

Terkadang kamu jarang menerima retur dari pembeli, tetapi itu tidak selalu karena mereka puas dengan produk yang kamu jual. Bisa jadi karena mereka enggan membayar biaya kirim produk kembali ke alamat usahamu.

Memang, status retur barang jualanmu jadi tidak terlalu banyak, tetapi waspada terhadap dampaknya. Pembeli bisa saja meninggalkan ulasan buruk tentang tokomu, karena kebijakan retur menyulitkan mereka. Hal ini bisa mempengaruhi calon pembeli lain untuk batal bertransaksi di tokomu.

Sebuah studi pemasaran menemukan bahwa pelanggan cenderung meningkatkan pengeluaran mereka hingga 45,7% dari toko yang menawarkan kebijakan pengembalian gratis.

Batas Waktu Retur

Sebagai penjual, mungkin kamu takut pembeli akan seenaknya melakukan retur jika diberi batas waktu yang panjang. Namun, bukan berarti kamu boleh menetapkan rentang waktu yang singkat. Berikan batasan waktu yang wajar bagi pelanggan memeriksa produkmu sebelum benar-benar mereka gunakan dalam jangka panjang.

Kebijakan batas waktu yang cukup panjang untuk retur berfungsi juga sebagai jaminan kepuasan bagi pelanggan.

Kesimpulan

Retur menjadi proses antara pihak pemasok (supplier) dengan penjual atau penjual dan pembeli. Proses tersebut berhubungan pengembalian barang yang sudah dibeli dikarenakan berbagai alasan.

Alasan umum yang sering terjadi adalah karena pihak pembeli merasa  kurang puas akan barang tersebut. BIsa jadi karena barang yang datang tidak sesuai dengan yang dipesan, atau ternyata barang berada dalam kondisi rusak, patah, atau tidak berfungsi sebagaimana mestinya.

Retur pembelian dan penjualan akan dicatat dalam sebuah jurnal yang dinamakan jurnal retur pembelian dan jurnal retur penjualan. Keduanya merupakan unsur penting dalam laporan keuangan. Bedanya adalah, jurnal retur pembelian digunakan oleh pembeli untuk mengembalikan barang kepada pemasok, sedangkan jurnal retur penjualan digunakan oleh pembeli untuk ditujukan pada pihak penjual barang itu.

Saat membuat jurnal retur penjualan atau pembelian, sebaiknya kamu juga meneliti setiap transaksi retur penjualan dan pembelian dengan nota kredit dan debitnya. Karena ada beberapa perbedaan juga dalam cara mencatat transaksi ini menurut ilmu akuntansi.

Hal ini tentu saja akan memudahkan proses kegiatan akuntansi di perusahaan, sehingga semuanya bisa tertata dengan rapi, detail, dan baik. Jika laporan keuangan dibuat dengan baik, maka itu bisa digunakan dan dibaca sebagai bahan evaluasi untuk perkembangan perusahaan kedepannya.

Software akuntansi MASERP bisa menjadi pilihan yang terbaik untuk segala kebutuhan akuntansi usaha Anda. Jika ingin mengetahui lebih banyak tentang software MASERP yang akan memberikan banyak kemudahan pada perusahaan Anda, langsung saja konsultasikan kendala apa yang Anda hadapi kepada konsultan ahli kami. Gratis!

New call-to-action