Kebijakan Makroekonomi

Mas Software Akuntansi akan membahas mengenai kebijakan makroekonomi. Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan sesuatu negara sangat tergantung kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapainya. Oleh sebab itu dalam membicarakan mengenai bentuk-bentuk kebijakan makroekonomi, ada baiknya apabila terlebih dahulu diterangkan tujuan-tujuan dari menjalankan kebijakan-kebijakan tersebut.

TUJUAN-TUJUAN KEBIJAKAN MAKROEKONOMI

Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi. Berdasarkan kepada masalah-masalah makroekonomi yang diterangkan sebelum ini, tujuan-tujuan kebijakan makroekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek berikut :

  • Menstabilkan kegiatan ekonomi
  • Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi.
  • Menghindari masalah inflasi.
  • Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
  • Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing.

Menstabilkan Kegiatan Ekonomi

Kestabilan ekonomi yang diidam-idamkan setiap negara pada umumnya diartikan sebagai suatu keadaan ekonomi di mana tidak terdapat pengangguran yang tinggi dan perekonomian menikmati kestabilan harga-harga. Pengertian tersebut meliputi pula kestabilan dalam neraca pembayarannya. Dengan demikian pengertian kestabilan ekonomi meliputi kewujudan dari tiga hal berikut :

  • Tingkat penggunaan tenaga kerja adalah tinggi
  • Tingkat harga-harga tidak menunjukkan perubahan yang berarti
  • Terdapat keseimbangan di antara ekspor dan impor dan lalu lintas modal dari/ke luar negeri.

Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam dalam kegiatan ekonomi dari satu waktu ke waktu lainnya. Pertumbuhan ekonomi yang sangat cepat dapat menimbulkan inflasi. Apabila inflasi ini tidak dapat dikendalikan, kemerosotan ekonomi yang serius dapat berlaku pada masa berikutnya. Fluktuasi yang tidak dikendalikan tidak akan menjamin kewujudan tiga hal yang dinyatakan di atas, yaitu penggangguran yang rendah, kestabilan harga-harga dan kestabilan neraca pembayaran.

Penggunaan Tenaga Kerja Penuh Tanpa Inflasi

Berusaha mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi merupakan cita-cita yang paling ideal kalau dibandingkan dengan tujuan-tujuan lainnya. Dalam bahasa Inggris tujuan ini dinyatakan secara ungkapan berikut : “to achieve full employment without inflation” atau kalau dinyatakan dalam bahasa Indonesia : “mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi.”  Apabila sesuatu masyarakat dapat selalu mencapai tujuan ini, dengan sendirinya tujuan-tujuan lainnya, yaitu mencapai kestabilan ekonomi dan pertumbuhan ekonomi yang teguh akan tercapai. Pada umumnya berbagai negara tidak dapat terus menerus mencapai penggunaan tenaga kerja penuh. Kekurangan pengeluaran agregat merupakan faktor yang terpenting yang menimbulkan keadaan tersebut. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang berusaha menambah pengeluaran agregat biasanya hanya mampu mengurangi pengangguran tetapi tidak selalu dapat mencapat kegiatan perekonomian pada penggunaan tenaga kerja penuh.

Menghindari Masalah Inflasi

Telah ditunjukkan bahwa inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk ke atas kesejahteraan masyarakat dan kegiatan perekonomian. Adakalanya inflasi berlaku sebagai akibat ketidakstabilan politik dan ekonomi suatu negara. Dalam keadaan seperti ini biasanya tingkat inflasi tinggi dan sukar dikendalikan. Tetapi sering sekali inflasi berlaku sebagai akibat permintaan masyarakat yang berlebihan, pertambahan penawaran uang yang berlebihan dan kenaikan dalam biaya produksi. Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah inflasi seperti itu.

Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Teguh

Tujuan ini merupakan tujuan makroekonomi jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya faktor-faktor produksi mengalami pertambahan dalam kuantitas dan kualitasnya. Pertambahan penduduk pada akhirnya akan menambah jumlah tenaga kerja. Pendidikan dan pengalaman kerja menambah ketrampilan dan kemampuan tenaga kerja. Penawaran modal menambah barang-barang modal dan meningkatkan penggunaan teknologi yang lebih modern. Keahlian keusahawanan akan semakin berkembang. Berbagai perkembangan dan perbaikan ini akan menambah kemampuan suatu negara untuk memproduksikan barang dan jasa.

Ada dua alasan yang menyebabkan suatu negara harus berusaha mencapai pertumbuhan ekonomi yang teguh dalam jangka panjang, yakni untuk menyediakan kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang terus menerus bertambah dan untuk menaikkan tingkat kemakmuran masyarakat. Kedua alasan ini merupakan pendorong utama kepada pemerintah untuk berusaha menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh.

Mengukuhkan Neraca Pembayaran dan Kurs Valuta Asing

Krisis moneter yang dialami Indonesia dan beberapa negara Asia lain pada tahun 1997-1999 merupakan satu pengalaman pahit yang menunjukkan bagaimana sektor luar negeri dapat menimbulkan efek buruk terhadap kegiatan ekonomi dalam negeri. Neraca pembayaran yang tidak kukuh akan mengurangi kemampuan suatu negara dalam menghadapi masalah pengaliran dana keluar negeri yang melebihi dari keadaan yang biasanya berlaku. Sebagai akibatnya cadangan mata uang asing akan merosot dan kurs mata yang asing meningkat. Hal ini akan menimbulkan beberapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi di dalam negeri seperti inflasi berlaku, biaya produksi meningkat akan tetapi sebaliknya daya beli riil masyarakat merosot. Berbagai perubahan ini akan mengurangi kegiatan ekonomi di dalam negeri dan lebih banyak pengangguran akan berlaku. Pengalaman ini menunjukkan bahwa kebijakan-kebijakan ekonomi perlu berusaha agar kedudukan neraca pembayaran dan kurs valuta asing selalu tetap teguh keadaannya.

Sumber : Sadono Sukirno